Kamis, 02 Januari 2014

STP dan Marketing mix

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. contohnya begini...hari minggu anda pergi ke lapangan victory park. Di sana kan ada banyak orang tua muda, ada laki-laki dan perempuan (kebanyakan perempuan)... ada orang indonesia, ada orang HK, ada orang dari negara lain, turis, dan sebagainya. ada yang pendidikannya sarjana, ada yang lulus SD, ada yang lulusan SMP, ada yang lulusan madrasah, ada yang lulusan SMA. Ada yang BMI ngurus anak, ada BMI yang ngurus orang tua... ada BMI yang duitnya banyak, ada yang banyak utang...ada BMI yang sudah menikah, ada yang belum menikah, ada yang janda...Jadi beragam sekali kan...itulah PASAR, kondisinya campur baur atau istilahnya heterogen (aneka ragam). Nah, sekarang saya mau segmentasikan... Misalnya saya mau jualan buku. (bisa juga contoh lain, misalnya jualan nasi bungkus) Apakah nasi bungkus saya cocok untuk semua orang yang ada di sana? atau saya mau jualan buku, apa semua orang di sana suka beli buku? ya tidak semua orang suka nasi bungkus itu.. tidak semua orang juga suka beli buku. mala saya harus segmentasikan. Nah, kalau saya jual buku ke BMI, ingat... di sini saya sudah tentukan segmen pasarnya, maka buku apa yang diminati oleh BMI? ok, buku agama, motivasi dan tentang kuliner. nah itu pentingnya melakukan segmentasi dan targeting. Jadi, anda harus tepat memasarkan produk, dengan memilih target pasar yang pas... menentukan segmen pasar Anda positioning itu artinya bagaimana membuat kita diingat oleh pelanggan. Misalnya, buku-buku yang saya jual itu murah dan bagus. Maka orang akan ingat, ada diskon, bahkan kalau sudah selesai baca, bisa dikembalikan dengan dipotong biasa (bisa tukar tambah) itu bagian dari value proposition juga. Nah, sekali lagi... yang penting adalah siapa segmen pasar kita (dalam arti, siapa target pasar kita). Karena ini bekaitan dengan marketing mix (bahasa indonesianya: bauran pemasaran) pada awalnya marketing mix itu ada 4 hal, yang disebut dengan 4P. 4P ini singkatan dari Price, Promotion,Place, Product. Kita yang milih, mau mentarget pasar yang mana. Misalnya, mau jualan nasi bungkus. Trus melihat peluangnya kok ada di kalangan atas. tapi tidak kenal satupun kalangan atas di HK. Jadi kan susah, tapi misalnya punya banyak teman di HK, sesama BMI, misalnya. Maka lalu segmen pasarnya adalah BMI. Ini nanti mempengaruhi Marketing Mixnya. Price misalnya, harus disesuaikan dengan kantong BMI. Promotion, ya bisa lewat FB. Kan nggak perlu promosi lewat pasang iklan di Koran atau malah ya keliling menawarkan langsung Trus place atau tempatnya, ya bisa dilakukan di victory park sampai library dan mengenai productnya, ya disesuaikan dengan segmen pasarnya. Misalnya sukanya pedas, ya ada pilihan pedas dan tidak pedas. Kalau misalnya segmen pasarnya orang bule, mungkin tidak perlu menyediakan menu nasi yang pedas karena mereka tidak suka pedas. klu kita mau buka usaha atau warung makan apakah itu artinya kita juga harus memperhatikan pendapatan orang sekitar ? tentu barang yang sama dengan harga beda harusnya tidak terjadi kecuali ada perbedaan dalam produk atau prosesnya. Misalnya beda segmen akan ada perbedaan harapan dari pelanggan, misalnyanya beda bahan. orang beli barang itu kan keluar uang, yang diperoleh pelanggan adalah value dari produk/jasa tepatnya memperhatikan segmen pasar yang dituju. Jadi soal pendapatan ini begini... Misalnya Dita jual sembako, ya tentunya harganya tidak bisa ditekan. Yang bisa adalah dijual dengan ukuran tertentu yang harga belinya terjangkau. Ini contohnya kalau di indo adalah tabung elpiji. Dulu tabnung elpiji itu 12 kg yang biru). Kini elpiji untuk kalangan bawah dibuat yang 3 kiloan. Ini supaya terbeli. Inovasi kemasan, produknya masih sama, elpiji ya, tapi jangan pernah melakukan perubahan atau pengurangan isi kemasan (misalnya karena ongkos produksi naik). Lebih baik anda menaikkan harga. itu segmennya beda lagi. Biasanya untuk mahasiswa atau untuk orang camping (orang tidak suka kalau porsi dikurangi meski harga tidak dinaikkan) Orang lebih suka menyesuaikan harga namun tetap dapat produk yang sama kualitas dan kuantitasnya. karena merasa value yang diterimanya berkurang. Orang tidak masalah bayar lebih banyak asalkan dapat value yang biasa dinikmatinya. nah, saat ini dalam perkembangan marketing mix, dari 4P sudah menjadi 7P. Ini khususnya usaha yang bersifat jasa. Namun pada dasarnya kini semua usaha pasti memberi service kepada pelanggannya. Maka dari itu, 3 P yang baru ini yakni People, Process dan Physical evidence, menjadi penting/ Apa maksudnya dari ketiga P ini? People artinya orang-orang. Yang memberi layanan adalah manusia. Jadi manusianya harus dilatih dengan baik. Di toko Anda, pelayanan dari Si A dan si B, yang sama-sama adalah penjaga toko harus sama. Tidak baik jika si A itu orangnya ramah, sementara si B tidak bisa senyum. Anda pernah masuk seven eleven? apa yang diucapkan ketika ada pelanggan masuk, adalah seragam, semua sama. kalau di indonesia, masuk ke pizza hut, pelayannya selalu memberi hormat dengan mengatupkan tangan sambil sedikit menurunkan badannya. Jadi ini berkaitan dengan people yang standardnya harus sama. Ini harus dilatih, nggak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Nah, prosedur yang sama ini adalah process. proses memberi layanannya harus sama. Kalau di kuliner, bahkan cara membawa makanan harus sama, cara ngomongnya harus sama. Prosesnya harus sama. Kalau masuk hotel A, maka anda akan mendapatkan proses layanan tertentu. supaya sama atau kompak harus dilatih. ada standard harus sama, tapi boleh lebih baik. Misalnya sopir taxi. standartnya itu tidak harus mebawakan tas koper penumpang. Tapi ada yang mau melakukannya., itu boleh2 saja. Tapi misalnya untuk taxi model limousine, maka standardnya harus membukakan pintu, membawakan tas, dll beda segmen, beda value. tentunya beda harga juga. jadi sudah dua hal yang saya jelaskan, yakni tenang people (orang) dan proses (standart prosedur layanan). yang terakhir, physical evidence. Evidence adalah bukti, physical adalah fisik. Jadi artinya bukti fisik. Dengan kata lain physical evidence ini adalah bukti fisik apa yang dirasakan oleh pelanggan atas layanan yang diberikan. Misalnya, ke seven eleven, layanan apa yang diharapkan dari seven eleven yang bsia dirasakan? maksudnya dirasakan secara fisik? Contoh physical evidence, misalnya suhu ruangan yang nyaman (nggak mungkin sampai kepanasan). Sinar lampu yang terang, nggak mungkin kurang pencahayaan.

Rabu, 01 Januari 2014

Penerapan Budaya 5R dalam Usaha Bisnis Ritel



5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda. 5R berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak perusahaan sudah mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan membentuk suatu budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu digunakan sabagai salah satu tools untuk meningkatkan laba perusahaan.
Menurut survei yang saya lakukan di salah satu superstore tempat saya tinggal sekarang. Saya coba melakukan pengamatan adakah superstore itu penerapakan budaya 5R di dalamnya. Hampir dari segi keseluruhan superstore itu sudah menerapkan budaya 5R, mulai dari yang pertama :
Ringkas
Semua barang sudah dipilah-pilah sesuai dengan kegunaan dan ditempatkan pada tempatnya masing-masingsehingga menjadi lebih ringkas, dan pembeli dapat dengan mudah untuk mendapatkan barang yang di carinya serta bisa untuk menghemat waktu.
Adapaun manfaat lainnya seperti
·         Area kerja menjadi semakin luas dan banyak space yang bisa di manfaatkan
·         Mencegah dis-fungsional barang yang ada, yang sudah rusak dapat di ketahui dan tidak didispley lagi untuk di jual.
Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan material handling tools. Misalnya, barang yang tadinya di letakkan berjauhan karena sudah diringkas menjadi lebih dekat. Demikian juga dengan menggunakan media storage seperti pallet. Pallet akan lebih efisien digunakan setelah prinsip kerja ringkas digunakan

Rapi
Rapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R dan superstore ini juga sudah memenuhi kriteria kerapiannya, karena yang saya liat semua barang sudah tertata rapi di tempatnya masing-masing berdasarkan jenis barang dan fungsinya. Sehingga mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak pada tempatnya. Mempermudah stock counting karena barang-barang sudah dirapikan sesuai dengan standart penyimpanan sehingga kondisi kerja terlihat rapi dan sedap dipandang mata.


Resik
Resik sama dengan bersih, bersih mulai dari barang sampai lingkungan dan di superstore ini yang saya liat, masih kurang dalam kebersihannya karena saya masih melihat ada debu di bawah kolong rag barang dan sisa-sisa sobekan kartun bekas serta ada bungkus buah yang tercecer di lantai dan tidak ada orang membersihkannya. Jadi menurut saya pegawainya di superstore ini kurang teliti dalam menjaga kebersihan.


Rawat
Rawat adalah penerapan secara berulang-ulang ketiga prinsip sebelumnya dan perawatan di superstore ini menurut yang saya liat juga sudah memenuhi prinsip ini. Setiap pagi karyawannya selalu melakukan checklist barang-barangnya, merapikan,membersikan sehingga kondisinya selalu terjaga dan terawat secara terus menerus.

Rajin
Rajin adalah fase terakhir dari keempat fase sebelumnya.Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya. Dari hasil observasi saya, para karyawannya lumayan cekatan dan paham akan tugas masing-masing, hanya saja ada beberapa koreksi kalau menurut saya tentang poin ke 5 ini, yakni bahwa masih saya jumpai kabel listrik yang ditaruh sembarangan, kurang rajin dalam sistem pengkabelan.