Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok
konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih
sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
contohnya begini...hari minggu anda pergi ke lapangan victory park. Di
sana kan ada banyak orang
tua muda, ada laki-laki dan perempuan (kebanyakan perempuan)... ada
orang indonesia, ada orang HK, ada orang dari negara lain, turis, dan
sebagainya. ada yang pendidikannya sarjana, ada yang lulus SD, ada yang
lulusan SMP, ada yang lulusan madrasah, ada yang lulusan SMA. Ada yang
BMI ngurus anak, ada BMI yang ngurus orang tua... ada BMI yang duitnya
banyak, ada yang banyak utang...ada BMI yang sudah menikah, ada yang
belum menikah, ada yang janda...Jadi beragam sekali kan...itulah PASAR,
kondisinya campur baur atau istilahnya heterogen (aneka ragam). Nah,
sekarang saya mau segmentasikan... Misalnya saya mau jualan buku. (bisa
juga contoh lain, misalnya jualan nasi bungkus)
Apakah nasi bungkus saya cocok untuk semua orang yang ada di sana? atau
saya mau jualan buku, apa semua orang di sana suka beli buku? ya tidak
semua orang suka nasi bungkus itu.. tidak semua orang juga suka beli
buku. mala saya harus segmentasikan. Nah, kalau saya jual buku ke BMI,
ingat... di sini saya sudah tentukan segmen pasarnya, maka buku apa yang
diminati oleh BMI?
ok, buku agama, motivasi dan tentang kuliner. nah itu pentingnya
melakukan segmentasi dan targeting.
Jadi, anda harus tepat memasarkan produk, dengan memilih target pasar
yang pas... menentukan segmen pasar Anda
positioning itu artinya bagaimana membuat kita diingat oleh pelanggan.
Misalnya, buku-buku yang saya jual itu murah dan bagus. Maka orang akan
ingat, ada diskon, bahkan kalau sudah selesai baca, bisa dikembalikan
dengan dipotong biasa (bisa tukar tambah)
itu bagian dari value proposition juga. Nah, sekali lagi... yang penting
adalah siapa segmen pasar kita (dalam arti, siapa target pasar kita).
Karena ini bekaitan dengan marketing mix (bahasa indonesianya: bauran
pemasaran)
pada awalnya marketing mix itu ada 4 hal, yang disebut dengan 4P.
4P ini singkatan dari Price, Promotion,Place, Product.
Kita yang milih, mau mentarget pasar yang mana.
Misalnya, mau jualan nasi bungkus. Trus melihat peluangnya kok ada di
kalangan atas. tapi tidak kenal satupun kalangan atas di HK. Jadi kan
susah, tapi misalnya punya banyak teman di HK, sesama BMI, misalnya.
Maka lalu segmen pasarnya adalah BMI. Ini nanti mempengaruhi Marketing
Mixnya.
Price misalnya, harus disesuaikan dengan kantong BMI.
Promotion, ya bisa lewat FB. Kan nggak perlu promosi lewat pasang iklan
di Koran atau malah ya keliling menawarkan langsung
Trus place atau tempatnya, ya bisa dilakukan di victory park sampai
library dan mengenai productnya, ya disesuaikan dengan segmen pasarnya.
Misalnya sukanya pedas, ya ada pilihan pedas dan tidak pedas. Kalau
misalnya segmen pasarnya orang bule, mungkin tidak perlu menyediakan
menu nasi yang pedas karena mereka tidak suka pedas.
klu kita mau buka usaha atau warung makan apakah itu artinya kita juga
harus memperhatikan pendapatan orang sekitar ? tentu
barang yang sama dengan harga beda harusnya tidak terjadi kecuali ada
perbedaan dalam produk atau prosesnya. Misalnya beda segmen akan ada
perbedaan harapan dari pelanggan, misalnyanya beda bahan. orang beli
barang itu kan keluar uang, yang diperoleh pelanggan adalah value dari
produk/jasa tepatnya memperhatikan segmen pasar yang dituju. Jadi soal
pendapatan ini begini...
Misalnya Dita jual sembako, ya tentunya harganya tidak bisa ditekan.
Yang bisa adalah dijual dengan ukuran tertentu yang harga belinya
terjangkau. Ini contohnya kalau di indo adalah tabung elpiji.
Dulu tabnung elpiji itu 12 kg yang biru). Kini elpiji untuk kalangan
bawah dibuat yang 3 kiloan.
Ini supaya terbeli. Inovasi kemasan, produknya masih sama, elpiji
ya, tapi jangan pernah melakukan perubahan atau pengurangan isi kemasan
(misalnya karena ongkos produksi naik). Lebih baik anda menaikkan harga.
itu segmennya beda lagi. Biasanya untuk mahasiswa atau untuk orang
camping (orang tidak suka kalau porsi dikurangi meski harga tidak
dinaikkan)
Orang lebih suka menyesuaikan harga namun tetap dapat produk yang sama
kualitas dan kuantitasnya. karena merasa value yang diterimanya
berkurang. Orang tidak masalah bayar lebih banyak asalkan dapat value
yang biasa dinikmatinya.
nah, saat ini dalam perkembangan marketing mix, dari 4P sudah menjadi
7P. Ini khususnya usaha yang bersifat jasa. Namun pada dasarnya kini
semua usaha pasti memberi service kepada pelanggannya. Maka dari itu, 3 P
yang baru ini yakni People, Process dan Physical evidence, menjadi
penting/
Apa maksudnya dari ketiga P ini?
People artinya orang-orang. Yang memberi layanan adalah manusia. Jadi
manusianya harus dilatih dengan baik. Di toko Anda, pelayanan dari Si A
dan si B, yang sama-sama adalah penjaga toko harus sama. Tidak baik jika
si A itu orangnya ramah, sementara si B tidak bisa senyum. Anda pernah
masuk seven eleven? apa yang diucapkan ketika ada pelanggan masuk,
adalah seragam, semua sama.
kalau di indonesia, masuk ke pizza hut, pelayannya selalu memberi hormat
dengan mengatupkan tangan sambil sedikit menurunkan badannya. Jadi ini
berkaitan dengan people yang standardnya harus sama. Ini harus dilatih,
nggak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Nah, prosedur yang sama ini
adalah process. proses memberi layanannya harus sama. Kalau di kuliner,
bahkan cara membawa makanan harus sama, cara ngomongnya harus sama.
Prosesnya harus sama. Kalau masuk hotel A, maka anda akan mendapatkan
proses layanan tertentu. supaya sama atau kompak harus dilatih. ada
standard harus sama, tapi boleh lebih baik. Misalnya sopir taxi.
standartnya itu tidak harus mebawakan tas koper penumpang. Tapi ada yang
mau melakukannya., itu boleh2 saja. Tapi misalnya untuk taxi model
limousine, maka standardnya harus membukakan pintu, membawakan tas, dll
beda segmen, beda value. tentunya beda harga juga. jadi sudah dua hal
yang saya jelaskan, yakni tenang people (orang) dan proses (standart
prosedur layanan).
yang terakhir, physical evidence. Evidence adalah bukti, physical adalah
fisik. Jadi artinya bukti fisik.
Dengan kata lain physical evidence ini adalah bukti fisik apa yang
dirasakan oleh pelanggan atas layanan yang diberikan.
Misalnya, ke seven eleven, layanan apa yang diharapkan dari seven eleven
yang bsia dirasakan?
maksudnya dirasakan secara fisik?
Contoh physical evidence, misalnya suhu ruangan yang nyaman (nggak
mungkin sampai kepanasan). Sinar lampu yang terang, nggak mungkin kurang
pencahayaan.
Kamis, 02 Januari 2014
Rabu, 01 Januari 2014
Penerapan Budaya 5R dalam Usaha Bisnis Ritel
5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah
melegenda. 5R berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
dan Rajin. Banyak perusahaan sudah mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak
disadari, 5R akan membentuk suatu budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan
5R mampu digunakan sabagai salah satu tools untuk meningkatkan laba perusahaan.
Menurut survei yang saya lakukan di salah satu superstore tempat saya
tinggal sekarang. Saya coba melakukan pengamatan adakah superstore itu
penerapakan budaya 5R di dalamnya. Hampir dari segi keseluruhan superstore itu
sudah menerapkan budaya 5R, mulai dari yang pertama :
Ringkas
Semua barang sudah dipilah-pilah sesuai dengan kegunaan dan ditempatkan
pada tempatnya masing-masingsehingga menjadi lebih ringkas, dan pembeli dapat
dengan mudah untuk mendapatkan barang yang di carinya serta bisa untuk
menghemat waktu.
Adapaun manfaat lainnya seperti
·
Area kerja menjadi semakin luas dan banyak space yang
bisa di manfaatkan
·
Mencegah dis-fungsional barang yang ada, yang sudah rusak
dapat di ketahui dan tidak didispley lagi untuk di jual.
Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan
material handling tools. Misalnya, barang yang tadinya di letakkan berjauhan
karena sudah diringkas menjadi lebih dekat. Demikian juga dengan menggunakan
media storage seperti pallet. Pallet akan lebih efisien digunakan setelah
prinsip kerja ringkas digunakan
Rapi
Rapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R
dan superstore ini juga sudah memenuhi kriteria kerapiannya, karena yang saya
liat semua barang sudah tertata rapi di tempatnya masing-masing berdasarkan
jenis barang dan fungsinya. Sehingga mempermudah pencarian barang karena
barang-barang sudah terletak pada tempatnya. Mempermudah stock counting karena
barang-barang sudah dirapikan sesuai dengan standart penyimpanan sehingga
kondisi kerja terlihat rapi dan sedap dipandang mata.
Resik
Resik sama dengan bersih, bersih mulai dari barang
sampai lingkungan dan di superstore ini yang saya liat, masih kurang dalam
kebersihannya karena saya masih melihat ada debu di bawah kolong rag barang dan
sisa-sisa sobekan kartun bekas serta ada bungkus buah yang tercecer di lantai
dan tidak ada orang membersihkannya. Jadi menurut saya pegawainya di superstore
ini kurang teliti dalam menjaga kebersihan.
Rawat
Rawat adalah penerapan secara berulang-ulang ketiga
prinsip sebelumnya dan perawatan di superstore ini menurut yang saya liat juga
sudah memenuhi prinsip ini. Setiap pagi karyawannya selalu melakukan checklist
barang-barangnya, merapikan,membersikan sehingga kondisinya selalu terjaga dan
terawat secara terus menerus.Rajin
Rajin adalah fase terakhir dari keempat fase sebelumnya.Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing individu
untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya. Dari hasil observasi saya, para
karyawannya lumayan cekatan dan paham akan tugas masing-masing, hanya saja ada
beberapa koreksi kalau menurut saya tentang poin ke 5 ini, yakni bahwa masih
saya jumpai kabel listrik yang ditaruh sembarangan, kurang rajin dalam sistem
pengkabelan.
Langganan:
Postingan (Atom)